Hadits-hadits Dho'if Sekitar Shalat

1. MEMBACA "WABIHAMDIHI" PADA DO’A DU'A RUKU DAN SUJUD

Hadits Pertama :

1- حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ يَعْنِي ابْنَ سَعْدٍ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى أَوْ مُوسَى بْنِ أَيُّوبَ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ قَوْمِهِ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ y، قَالَ : فَكَانَ رَسُولُ اللهِ r إِذَا رَكَعَ قَالَ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ –ثَلاَثًا- وَإِذَا سَجَدَ قَالَ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ –ثَلاَثًا-.

قَالَ أَبُوْ دَاوُدَ : وَهَذِهِ الزِّيَادَةُ نَخَافُ أَنْ لاَ تَكُونَ مَحْفُوظَةً

(Imam Abu Dawud berkata) : Telah menerangkan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menerangkan kepada kami Al-Laets, ya’ni bin Sa'ad, dari Ayyub bin Musa atau Musa bin Ayyub, dari seseorang dari kaumnya, dari 'Uqbah bin 'Amir, ia berkata : Keadaan Rasulullah SAW apabila ruku' beliau mengucapkan : "Subhaana robbiyal 'azhiem wa bihamdihi" tiga kali, dan bila sujud beliau mengucapkan : "Subhaana robbiyal 'a'laa wa bihamdihi" tiga kali. Abu Dawud berkata : Tambahan ini, kami khawatir keadaannya tidak mahfuz (tidak kuat).


Hadits tersebut diriwayatkan oleh :

  1. Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud pada Kitabus Shalat I : 211 no.870
  2. Al-Baehaqi dalam As-Sunanul Kubro pada Kitabus Shalat II : 402 no.2609

Pada sanad hadis tersebut terdapat rowi yang tidak disebutkan namanya, yaitu "’an rojulin min qaumihi ",oleh karenanya hadits tersebut Mubham, Hadis Mubham termasuk hadits dla'if.

Hadits Kedua :

2- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيْزِ إِمَلاَءً، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبَانَ، ثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الشَّعْبِي، عَنْ صِلَةَ، عَنْ حُذَيْفَةَ y أَنَّ النَّبِيَّ r كَانَ يَقُوْلُ فِي رُكُوْعِهِ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ –ثَلَاثًا-، وَفِي سُجُوْدِهِ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ –ثَلَاثًا-

(Imam Ad-Daraquthni berkata) : Telah menerangkan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin 'Abdul 'Aziz (Al-Baghowiy) secara imla, telah menerangkan kepada kami Abdullah bin Umar bin Aban, telah menerangkan kepada kami Hafs bin Giyats, dari Muhammad bin Abi Laila, dari As-Sya'biy, dari Silah, dari Hudzaifah RA, bahwasanya Nabi SAW ketika ruku'nya mengucapkan : "Subhaana robbiyal 'azhiem wa bihamdihi" tiga kali, dan ketika sujudnya (mengucapkan) : "Subhaana robbiyal 'a'laa wa bihamdihi" tiga kali.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh :

  1. Ad-Daraquthni dalam Sunan Ad-Daraquthni pada Kitabus Shalat I : 268 no.1278
  2. Al-Bazzar pada Musnad Al-Bazzar VII : 322 no.2921
  3. Al-Khotib Al-Baghdaaiy pada Kitab Tarikh Baghdad XI : 390 no.6267

Pada sanadnya ada rowi yang bernama Muhammad bin Abi Laela. Nama lengkapnya Muhammad bin Abdirrahman bin Abi Laela Al-Anshoriy, Abu Abdirrahman Al-Kufiy. Rowi tersebut didla'ifkan oleh Imam Yahya bin Sa'id dan oleh Imam Ahmad.

Imam Ahmad, Abu Hatim, Ibnu Hibban, Ad-Daraquthni, Ibnul Madiniy dan As-Sajiy mengatakan : Sayyiul hifzhi (jelek hapalan). Demikian juga dikatakan oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar.

Syu'bah berkata : Aku tidak melihat seseorang yang yang lebih jelek hapalannya daripada Ibnu Abi Laela. (lihat Tahdzibut Tahdzib VII : 284 no.6326, Mizanul I'tidal III : 613 no.7826, Taqribut Tahdzib II : 535 no.6326, Al-Kasyif III : 52 no.5054)

Hadits Ketiga :

3- حَدّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ رُمَيْسٍ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ سَمُرَةَ الأَحْمَسِيُّ، ثَنَا أَبُوْ يَحْيَى الْحَمَّانِي عَبْدُ الْحَمِيْدِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثَنَا السَّرِيُّ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوْقٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ : مِنَ السُّنَّةِ أَنْ يَقُوْلَ الرَّجُلُ فِي رُكُوْعِهِ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، وَفِي سُجُوْدِهِ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ.

(Imam Ad-Daraquthni berkata) : Telah menerangkan kepada kami Muhammad bin Ja'far bin Rumes, telah menerangkan kepada kami Muhammad bin Ismail bin Samuroh Al-Ahmasiy, telah menerangkan kepada kami Abu Yahya Al-Hammaniy Abdul Hamid bin Abdirrahman, telah menerangkan kepada kami As-Sariy bin Ismail, dari As-Sya'biy, dari Masruq, dari Abdullah bin Mas'ud RA, ia berkata : Termasuk sunnah seseorang pada ruku'nya mengucapkan : "Subhaana robbiyal 'azhiem wa bihamdihi", dan pada sujudnya (mengucapkan) : "Subhaana robbiyal 'a'laa wa bihamdihi".

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ad-Daraquthni dalam Sunan Ad-Daraquthni pada Kitabus Shalat I : 268 no.1279

Pada sanadnya ada rowi yang bernama As-Sariy bin Ismail Al-Hamdaniy Al-Kufiy.

Rowi tersebut didla’ifkan oleh Imam Ibnu Ma'in, Al-Juz Janiy, Abu Dawud, Ibrohim Al-Harobiy, Al-Bazzar dan oleh Imam As-Saajiy.

Imam Abu Dawud dan An-Nasaiy berkata : Matrukul hadis, demikian juga dikatakan Imam Ibnu Hajar.

Imam Ahmad berkata : Orang-orang meninggalkan haditsnya.

Yahya Al-Qot.t.on berkata : Jelas bagi saya dustanya rowi tersebut pada suatu majlis.

(lihat Tahdzibut Tahdzib III : 271 no.2295, Mizanul I'tidal II : 117 no.3087, Taqribut Tahdzib I : 198 no.2295, Al-Kasyif I : 303 no.1828)


2. MENDAHULUKAN TANGAN KETIKA TURUN SUJUD

حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ مَنْصُوْرٍ، ثَنَا عَبْدُ الْعَزِيْزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ حَسَنٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ r : إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَبْرُكْ كَماَ يَبْرُكُ الْبَعِيْرُ وَلْيَضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ

Telah menerangkan kepada kami Sa'id bin Manshur, telah menerangkan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Muhammad, telah menerangkan kepada saya Muhammad bin 'Abdillah bin Hasan, dari Abi al-Zinad, dari al-A'roj, dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: Apabila seseorang dari kamu sujud, maka janganlah ia duduk sebagaimana duduknya onta, tetapi hendaklah ia meletakkan dua tangannya itu dahulu dari pada dua lututnya.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh :

  1. Abu Dawud dalam Sunannya pada Kitabus Shalat I : 203 no. 840
  2. An-Nasaiy dalam Sunannya II : 207
  3. Ad-Daraquthni dalam Sunannya I : 271 no. 1289
  4. Al-Baehaqi dalam As-Sunanul Kubro pada Kitabus Shalat II : 428 no. 2688
  5. At-Tahawiy dalam Musykilul Atsar I : 189 no. 159
  6. Ad-Darimiy dalam Sunannya I : 303 no. 1270

Riwayat tersebut semua melalui jalan 'Abdul 'Aziz bin Muhammad, dari Muhammad bin 'Abdillah bin Hasan, dari Abu Al-Zinad, dari Al-A'roj dari Abu Hurairah.

'Abdul 'Aziz bin Muhammad bin 'Ubaid bin Abi 'Ubaid Ad-Darowardiy, Abu Muhammad Al-Madaniy, wafat tahun 187 H.). Ia masyhur dengan sebutan Ad-Darowardiy.

An-Nasaiy berkata : Tidak kuat. Kata Abu Hatim : Ia tidak dapat dijadikan hujjah. Abu Zur’ah berkata : sayyiul hifzhi (jelek hapalan).

(lihat Tahdzibut Tahdzib V : 255 no. 4243)

Hadits tersebut juga melalui Muhammad bin 'Abdillah bin Hasan bin Hasan bin 'Aliy bin Abi Thalib Al-Hasyimiy, wafat (dibunuh oleh 'Isa bin Musa) di Madinah tahun 145 H. pada usia 53 tahun. (Tahdzibut Tahdzib VII : 237 no. 6254).

An-Nasaiy memandangnya tsiqoh.

Adapun mengenai periwayatannya tentang hadits "Burukul Ba'ir", yang ia menerimanya dari Abu Al-Zinad, Imam Al-Bukhari menyatakan : Tidak ada mutabi'nya dan saya tidak tahu apakah ia mendengarnya dari Abu Al-Zinad atau tidak? (lihat Mizanul I’tidal III : 591no. 7736).


3. MERAPATKAN TUMIT WAKTU SUJUD

أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ اَلْمَحْبُوْبِيُّ، ثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عِيْسَى اَلطَّرْسُوْسِيُّ، ثَنَا سَعِيْدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَنْبَأَ يَحْيَى بْنُ أَيُّوْبَ، حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا النَّضْرِ يَقُوْلُ : سَمِعْتُ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ يَقُوْلُ : قَالَتْ عَائِشَةُ زَوْجُ النَّبِيِّ r : فَقَدْتُ رَسُوْلَ اللهِ r وَكَانَ مَعِي عَلَى فِرَاشِي فَوَجَدْتُهُ سَاجِدًا رَاصًّا عَقِبَيْهِ، مُسْتَقْبِلاً بِأَطْرَافِ أَصَابِعِهِ الْقِبْلَةَ فَسَمِعْتُهُ يَقُوْلُ : « أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِعَفْوِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَبِكَ مِنْكَ أُثْنِي عَلَيْكَ لاَ أَبْلُغُ كُلَّ مَا فِيْكَ »

(Imam Al-Hakim berkata) : Telah mengkhabarkan kepada kami Abul ‘Abbas Muhammad bin Ahmad Al-Mahbubiy, telah menerangkan kepada kami Muhammad bin ‘Isa At-Tarsusiy, telah menerangkan kepada kami Sa’id bin Abi Maryam, telah mengkhabarkan Yahya bin Ayyub, telah menerangkan kepada kami ‘Umarah bin Ghaziyyah, ia berkata : Saya mendengar Abun Nadlr berkata : Saya mendengar ‘Urwah bin Az-Zuber berkata : Berkata Aisyah RA istrinya Nabi SAW : Aku kehilangan Rasulullah SAW, dan keadaannya bersamaku di tempat tidur, lalu aku menemukan beliau sedang sujud dengan merapatkan kedua tumitnya, dengan menghadapkan ujung jari-jarinya ke kiblat, lalu aku mendengarnya mengucapkan : “Aku berlindung dengan keridaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan maaf-Mu dari siksaan-Mu, dan dengan-Mu dari-Mu, aku menyanjung-Mu dengan tidak sampai semua yang ada pada-Mu.” Al-hadits.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh:

  1. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak I : 358 no. 942.
  2. Ibnu Hibban dalam Al-Ihsan bitartibi shahih Ibni Hibban III : 154 no. 1929
  3. Al-Baihaqi dalam As-Sunanul Kubro II : 458 no. 2778
  4. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah III : 76 no. 634
  5. At-Tahawiy dalam Musykilul Atsar I : 108 no. 92

Pada sanadnya ada rowi yang bernama Yahya bin Ayyub Al-Ghofiqi, Abul ‘Abbas Al-Mishriy, salah seorang murid ‘Umaroh bin Ghaziyyah dan salah seorang guru Sa’id bin Abi Maryam walaupun dinilai tsiqoh oleh Ibnu Ma’in, Al-Bukhori, Ya’qub bin Sufyan dan Ibrohim Al-Harbi, namun rowi tersebut adalah rowi yang su-ul hifzhi (jelek hapalan).

Demikianlah dikatakan Imam Ahmad. Ibnu Sa’ad berkata: Munkarul hadits, Kata Ad-Daraquthni: Pada sebagian haditsnya idtirob, Kata Abu Hatim: Tidak dapat dijadikan hujjah dengannya, Kata An-Nasaiy: Tidak kuat, Ibnu Hajar dalam Taqribut Tahdzib berkata: Shoduq, terkadang ia salah

(lihat Tahdzibut Tahdzib juz IX hal. 205 rowi no. 7793, Mizanul I’tidal jilid IV hal. 362 rowi no. 9462, Taqribut Tahdzib II hal. 655 rowi no. 7793, Al-Kasyif juz III hal. 237 rowi no. 6220)


  1. MELAKUKAN ‘AJIN (BANGKIT DENGAN KEPALAN)

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ سَعِيْدٍ الرَّازِيُّ قَالَ : ناَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبَانَ قَالَ : نَا يُوْنُسُ بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ : نَا اَلْهَيْثَمُ بْنُ عَلْقَمَةَ بْنِ قَيْسِ بْنِ ثَعْلَبَةَ، عَنِ الأَزْرَقِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ : رَأَيْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ وَهُوَ يَعْجِنُ فِي الصَّلاَةِ يَعْتَمِدُ عَلَى يَدَيْهِ إِذَا قَامَ، فَقُلْتُ : مَا هَذَا يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ ؟ قَالَ : « رَأَيْتُ رَسُوْلَ الله يَعْجِنُ فِي الصَّلاَةِ »

(Imam At-Thabrani berkata) : Telah menerangkan kepada kami Ali bin Sa’id Ar-Raziy, ia berkata : Telah memberitakan kepada kami Abdullah bin Umar bin Aban, katanya : Telah memberitakan kepada kami Yunus bin Buker, ia berkata : telah mengkhabarkan kepada kami Al-Haetsam bin ‘Alqamah bin Qais bin Tsa’labah, dari Al-Azraq bin Qais, ia berkata : Saya melihat Abdullah bin Umar RA melakukan ‘ajin dalam shalat, ia menahan dengan kedua tangannya apabila bangkit, lalu saya bertanya : Apa ini ya Abu Abdirrahman ? Beliau menjawab : Saya melihat Rasulullah SAW melakukan ‘ajin dalam shalat.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam :

  1. Al-Mu’jamul Kabir XI : 383 no. 902
  2. Al-Mu’jamul Ausath IX : 207 no.4154

Pada sanadnya terdapat rowi yang bernama Yunus bin Buker bin Washil As-Syaibaniy, Abu Bakar/ Abu Buker Al-Hammal Al-Kufiy Al-Hafizh. (Tahdzibut Tahdzib IX : 456 no. 8183).

Kata Al-‘Ijliy : Ia dla’iful hadits. Kata An-Nasaiy : tidak kuat.

Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata : Shaduq yukhti-u (jujur suka salah). (Taqribut Tahdzib II : 686 no. 8183, Ma’rifatus Tsiqat II : 377 no. 2063, Al-Mughni fid Dlu’afa II : 765 no. 7261).

Pada sanadnya juga ada rowi yang bernama Al-Haetsam bin ‘Alqamah bin Qais.

Ibnu Rajab berkata : Al-Haetsam ini tidak dikenal (Fathul Bari Ibnu Rajab VI : 63)

Yang ada dalam Kitab-kitab Rijalul hadits adalah Al-Haetsam bin Qais. Tentang rowi tersebut, kata Ibnu ‘Addiy, Ad-Dzahabi, Ibnu Hajar dan Al-‘Uqailiy : Tidak shahih haditsnya. (Al-Mughni fid Dlu’afa II : 717 no. 6809, Mizanul I’tidal VII : 112, Lisanul Mizan VI : 211, Ad-Dlu’afa lil ‘Uqailiy IV : 354 no. 1962).

An-Nawawi berkata : Adapun hadits yang tersebut pada Kitab Al-Washit dan yang lain dari Ibnu Abbas, “bahwasanya Nabi SAW bila berdiri dalam shalatnya, beliau meletakkan kedua tangannya pada tanah, sebagaimana meletakkannya yang ‘ajin (dengan kepalan),” Maka hadits tersebut dla’if atau batil, tak berasal (Al-Majmu’ syarh Al-Muhadzdzab III : 442, lihat juga Mugnil Muhtaj II : 433 dan IV : 393)


5. SHALAT SUBUH PAKAI QUNUT

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ يَعْنِي الرَّازِيَّ ، عَنِ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ y قَالَ: مَا زَال رَسُولُ اللهِ يَقْنُتُ فِي الْفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا

(Berkata Imam Ahmad) : Telah menerangkan kepada kami Abdurrazzaq, ia berkata : Telah menerangkan kepada kami Abu Ja’far Ar-Razy, dari Ar-Robi’ bin Anas, dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Tidak henti-hentinya Rasulullah SAW qunut pada shalat subuh, sehingga beliau meninggal dunia.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya no. 12196.

Pada sanadnya ada rowi yang bernama Abu Ja’far Ar-Razy At-Tamimiy, namanya Isa bin Abi Isa (Abdullah bin Maahaan) .

Imam Amr bin Ali dan Ibnu Khirosy berkata : Sayyiul hifzhi (jelek hapalan). Demikian juga dikatakan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Taqribnya. (lihat Tahdzibut Tahdzib X : 62 no.8300, Taqribut Tahdzib II : 706 no. 8300)

Hadits tersebut diriwayatkan juga oleh :

  1. Al-Baihaqi pada As-Sunanul Kubro, Kitabus Shalat III : 42 no. 3188 dan 3189 dan pada Sunan Shaghirnya I : 140 no. 422
  2. Abdurrazzaq pada Musonnafnya III : 110 no.4964
  3. Ad-Daraquthni pada Sunannya, Kitabul Witri bab shifatil qunuti II : 25 no. 1676,1677,1678

dengan sanad yang sama-sama melalui Abu Ja’far Ar-Razy diatas.



0 komentar:

Posting Komentar